Friday, 15 April 2016

SAYAP KASIH AL AQSAR



RINDU AL AQSAR - MUSAFIR 2011



Negara-negara Teluk, berdarah lagi. Ghadafi yang kita kagumi sikap menolak Amerika-Inggeris, akhirnya dimakan darah anak bangsa sendiri. Perang. Darah. Bagaimana Jordan yang pernah berkuasa di Palestina, tapi menyerah juga ke musuh Allah demi sejarah lampau.Dan sekarang di Bahrain, kami transit tidak dibenar keluar...suasana tegang sudah terasa. Api-api, kenapa api benci, dendam dan sanggup berperang dengan warga sendiri? Mana nilai Islami sejak Muhammad saw membawa cahaya? Ya kebanggaan warga Parsi - tamadun tinggi memakan sejarah anak bangsa sendiri. Allahuakbar!





Program awal tahun 2011 bermula lagi. Setelah tahu visa untuk ke Teluk belum diterima, kumulakan dulu ke pulau di Laut China. Tapi yang ditemui ialah warga dari Teluk juga, di bawah kubah masjid di Midlevel,HK. Nakhoda keturunan Parsi membina masjid dikota berhuni warga Budha dan Konfusi dalam zaman kolonial Inggeris. Pesan datang, ayuh cepat pulang, visa sudah dapat lampu hijau....pulang ! Jalur KL-Bahrain-Jordan.
Amin.




Kisah dua org pengembala , mengadu kepada Nabi Daud as. Mereka saling berebutan jumlah kehilangan kambing. Bagaimanakah dia dapat   melakukan keadilan kecuali dengan petunjuk Allah swt. Maka turunlah ayat, " Sesunggahnya Kami menjadikan kamu sebagai khalifah (penguasa) di muka bumi. Berilah keputusan antara manusia dengan adil dan jgn mengikut hawa nafsu " (Shaad: 26). Ya Allah dalam ziarah ini masih sesatkah batin hamba. Bukankah hamba si gembala kerap tersalah hitung ternakan (harta) hingga tidak tepat jumlah zakatnya. MasyaAllah (NB, 10.1)

Dan kambing-kambing ini (bebiri) kerap mengingatkan saya dengan kelas mengaji di zaman remaja di surau kami. Itulah cerita guru Tuan Haki Fakeh Suman, yang bercerita tentang anak kecil kematian ibu, ayah, bapa saudara akhirnya mengembala kambing, ya dialah Nabi jujungan Kekasangan dan Pilihan Allah swt.....saya bawa jejak itu ke -mana-mana, suka dan terharu melihat orang berternak kambing apa lagi yang ini, ternakan bebas di padang pasir, ya Rabb. (NB 10.2)





Kami tiba di hujung Asar, gerijmis dingin. Tinjauan dari jauh, puncak kubah al Aqsa menggetar jiwa. Terima kasih ya Allah swt, membawa langkah kami ke sini, setelah liku dan uji di perbatasan yang dikuasa musuh Allah. Insyaallah Maghrib lebih memanggil. Allauakbar (NB, 3.1) — 

MasyaAllah, mereka konon sungguh rapi, mengendalikan kenderaan.di setiap checkpoint, kereta orang Palesetina dengan plat kuning begitu ketat kawalannya.



Alhamdiulilah, azan senja bergema..kami bergegas ke sana, melewati lorong berkubah, diawasi pengawal bersenjata. Allahuakbar, hanya urusan kasih Mu, kami redha menempuh pandangan curiga...Tetapi tetap CahayaMu selalu menyuluhi batin kami. InsyaAllah (NB,3.2)




Inilah lorong-lorong yang dikawal rapi oleh tentara musuh Allah. Kami redha dan tenang melangkah di subuh gerimis bening dengan doa KasihMu Ya Allah, benarkan kami tiba di hujung lorong di muka kubah Al Aqsa...Alhamdulillah (NB,3.4)


InsyaAllah berdoalah anakanda.Seletelah kunjungan ke Masjidil Haram, Nabawi, kunjungilah Al Aqsa...inilah turutan masjid yang disebut paling barakah, berikut ialah Masjid Kubah. InsyaAllah.
 Sampai bilakah Kota Baitlmaqdis ini terus berdarah Ya Rabb ujian hingga di akhir zaman!




Perempuan Palestian bertangisan menyambut kami di masjid al Aqsa. Selepas solat subuh, ibu yang menyambut huluran salammu, berdoa panjang atas kesejahteraan perjalanan ini dan berdoa lagi agar selamat pulang dan datang lagi, agar terus mendoakan Al Aqsa dapat dikunjugi rakyat Palestin sendiri. (NB, 3.3)