Segunung gelombang menggelepar. Hilangkah di laluan Laut Teduh?
30.12.2011:02.20
Kata pengawal pantai, tiada bahtera singgah di sini, lihat karang tumbuh bercerangcan
30.12.2011:02.30
Dan pesan ini !
Juragan berjanji, tunggu aku di darmaga belahan barat ?
Juragan berjanji, tunggu aku di darmaga belahan barat ?
30.12..2011:10.01
Pesan dari laut tiba: " just to say I care about you..to confirm you still around..." - " heee itu bukan 'janji' dan mana ada darmaga belahan barat...bahagian barat udah lama tutup, tiada Juragan di situ'...(lampu di matikan, dan musik deru ombak memukul pantai mengeras , buuurrrr)...
Di Laut Teduh...simpangan maut bila-bila saja menganga...dialah juragan menggembor ombak. Bahtera sudah lama oleng dan sekarang sedang berlabuh di pengkalan jauh dari belahan Laut Selatan. Dia teringat lakaran, nota, poskad hampir setiap hari di catat, tapi bilakah dia dapat mengirimnya jauh di seberang laut sana. Tahun 1970an, mana ada kemudahan sayap-sayap terbang pantas menuju ke distinasi, tapi di manakah alamatmu?
31.12.2011 :12.30
Kenapa kau mencari, menunggunya dari pelabuhan ke pelabuhan. Surat daun tiba setelah angin rusuh 40 tahun. Masyaallah. Kau tidak berlanggan majalah perniagaan dunia? Dia adalah juragan yang sibuk di pelabuhan antarabangsa, di meja internet, bermain jaring dengan hujung jari, perniagaan dunia global, sekelip mata dia sudah hilang di Laut Arab, tembus ke pusat selikon Kuwit...menunggu laburan emas, berpunggah semangat, sambil senyum meleret, tukaran dagangnya melambung, dia jutawan kawan...!
31.12.2011:01.40
Dia sudah datang! Atau pulang. Kami saling menyalahkan, " kau pergi kerana kau langit tinggi yang sukar digapai. Jawab seorang aku," kau pergi, mengucapkan selamat tinggal, bukan sampai jumpa lagi! " Itulah keluh langit biru itu juga resah gelombang laut. Mereka terlambung, terambing uba melupakan. Membina taman pilihan tampa desakan, berpisah dengan jarak panjang hingga ubanan memutih di kepala, masih ada bunga cinta?...dan sepanjang pelayaran panjang dikutipnya teks drama silam zaman emikiran Roman silam yang dibongkarnya di peprustakaan kapal, '
1)" I am afraid. What is it I fear? I do hope he will come". Vereor ut veniat...'
(2) " I am afraid. I do hope he won't come. May he not come." Vereor ne veniat.
Bukankah itulah notamu wahai puteri Langit? Jadi biarlah aku tidak pulang.
1.1.2012:12.38
Maaf tidak ada kirim salam sejahtera malam ini. Kau Maha Tahu Ya Ariff kalau aku ingin bersunyi ya malam . Deringan telepon tidak kusambut, kalau sekadar menjawab ucapan demi ucapan yang sudah tidak tega cupingku mendengarnya. Aku juga tidak tahu lagi sudah kemana arah kompasmu menunjuk arah pelayaran. Kargomu yang sarat dengan harta SD Plantation kontrak setahun masuk ke tarikh baru malam ini, lupakan hati dan rinduku. Hidup adalah nilai wang, fikiran diatur dengan logika, timbang terima, pulangan kasihny bukan dengan taruhan emas kegilaan para ratu. Mereka berpesta pora di laman sejarah tarikh keramat merdeka. Berap juga harga pesta ? apakah kau si Jutawan bersama di pentas sana? Dan aku si Langit biu meliaht pesta bunga api, jutaan kekayaan hangus di malam kebanggaan si tangan yang berkuasa. Tipulah pelutimu kalau di sana juga kau bergandingan mesra menatap bunga gembira loka! Atau kau masih di Ladang Banting atau sudah di Ladang Harimau Borneo?
1.1.2012:12.45
Kenapa begitu rajukmu wahai Puteri Langit? Bahteraku oleng, tiba-tiba ombak berhenti tiada deru angin, dan jangkar harus dijatuhkan. Tidak ada pesta. Lampu mati , aku berteriak memanggilmu....MasyaAllah!!!
1.1.20120:02.41
Deringan malamku tidak bersambut. Kosong. Tiak ada bunga api. Aku tugas siap sedia hingga pagi . anak -anak kapal sudah turun ke pantai. Hanya Kapten dan aku jurutera menunggu giliran. Membuat panggilan. Mana ruangmu untuk membuka jalur percakapa. Sunyi di sana. Puteri Langit, tataplah ke bawah, walau tiaa bulan dan bintan, aku kau tetapi berkaca di laut hatiku...
1.1.2012:03.01
Berkaca di laut? Malam gulita! Itulah yang kudapat rasakan. Kau ke Laut lagi. Kukira pantai dapat mengamankan resahmu. Bahagialhakau Putera Gelombang Laut. Ku tahu bau asin laut sudah sebati di jiwa sarat perjuanganmu, kalau itulah jiwa anak keturunan Juragan Seriwijaya Darat.Aku hanya dapat menjenguk bayangamu juga dlam kilatan yang memancar sebelum guruh dan hujan menjatuhi dadamu duhai Putera Laut. Sekarang kapal tangki mana kau urusi. Berapa ruang kargo untuk kau isi memunggah harta kekakayaan pertanian SD ? Setahun, dua tahun kontrak pelayaran? Berapa pelayaran harus kuurusi sehingga lupa menatap langit, aku yang menanti?
1.1.2012:03.14
Wah kaget juga, kau ikuti jalur perniagaan kelautanku? Syabas Puteriku. Inilah membuat aku terpanggil mencarimu...setelah episod hanyut lebih 40 tahun, aku tersadai di pantai. Siapa menyangka aku dpat bernafs lagi , setelah dihanyuti arus kembali reda dan aku terkapar di tepian sanggar miljmui si Puteri Langit. Tubuhku calar oleh libasan bukit cengkerang yang menyelamatkan aku dari kandas oleh mabuk gelombang berminggu, aku kembali tersadar, menatap bola mata bening, seperti pernah ku kenali nun jauh di pelabuhab Tanjung! aku ingin bangun merangkulmu tapi kembali mengaduh, badanku jatuh tapi cepat kau sambut dan bersuara, " Tuan, tubuhmu masih lemah, istirahatlah!" . Kau tidak mengenali aku Puteri Langit.
No comments:
Post a Comment