ATTAR DARI LEMBAH MAWAR
ATTAR DARI LEMBAH MAWAR
himpunan cerpen
Marwilis Publisher 1988
dalam proses ulang cetak
1.
Prof Dr Hashim Awang
7April 1988
ATTAR dari Lembah Mawar adalah sebuah antologi cerpen yang dihasilkan oleh seorang Siti Zainon yang unik. Penulisnya ini merupakan seorang sasterawan yang berbakat besar dan majmuk, beliau bukan sahaja menjadi seorang penulis cerpen yang berkemampuan tetapi juga seorang penyair dan pelukis malah seorang pencinta sejarah yang peka. Kemajmukan serta kecintaan ini tidak dibatasi hanya untuk melahirkan hasilhasil karya yang bersesuai dan berkaitan sahaja ; sebaliknya, semuanya itu turut terpakai dan tergabung sama dalam tiap-tiap penghasilan karya, khususnya dalam penciptaan karya-karya cerpen. Demikialah karya-karya cerpen hasil penulis ini terlihat sebagai ciri-ciri tersendiri yang baru dan segar.
Antara ciri-ciri tersendiri dimaksudkan, yang boleh dilihat sepenuhnya dalam antologi ini, terdapat empat yang utama.
Pertama : cerpen-cerpen dalam antologi ini membelakangi tradisi, menyimpangi sepenuhnya dari tradisi penciptaan yang biasa terlaksana dalam penulisan Melayu.
Kedua: cerpen-cerpen baru ini ternyata lebih terserlah untuk mengutamakan tekni atau bentuk menonjolkan cara bercerita yang melencong jelas dari gaya lama yang kaku.
Ketiga: cerpen-cerpen melencong begini lebih menonjolkan saranan, melebihkan laporan telanjang yang hidup lagi kaya dengan ransangan-ransangan untuk berfikir.
Keempat dan terakhir, cerpen-cerpen bersaranan dalam antologi CDLM ini mengadakan intensifikasi, memberi perhatian bulat dengan penuh dan dalam terhadap pemadatan kata dan pembinaa lambang dan warna-warna ciri kelainan yang jelas dan benar...
Prof. Dr Zakaria Ali
Nots on Local Literature
NST 3th May 2000
Internatioal Flavour is Siti's Stories
WHILE reading her poetry in Delhi, Berlin, Seoul, Lhokseumawe, Bangkok or Melbourne, Siti Zainon Ismail took time off to jot down ideas for stories whose largely non- Malay protagonist provide an internatio flavour that is rather refreshing.
In Attar Dari Lembah Mawar (Marwilis Publisher 1988), Siti Zainon collects 11 such pieces, ranging from the simple account of worried mother to are complicated misconception about underwater vision. They are plotless rendering of thought on relationship, homelessness and sojourns, each somehow linked to the next in a tangle of love, discovery and self-awareness.
The title pieces is an anecdotal essay on where the purfume of rose originated from. A merchant from Alexandria claims that the provenance of the perfume is Rosetta, a port city in the Gulf of Qir. The port is so famous that Kublan Khan is determined to claim it. Ships from every corner of the earth visit the fabulously rich disembark, followed by rows of astounding women wirh plucked eyebrows, dressed in silken Emissaries of famous kings arrive in caravans of camels, horses, elephants, dongkeys and yaks, drawn by the mind-blowing aroma that infuses the mountains and the palants far beyond.
An artist from the island of Tasos chooses the rose, named Margarita, as his model. His long-dead mothe had grow the roses that bloom in the spring in the garden which surrounds him. Now every evening, he gets drunk on their magical fragrance..../
No comments:
Post a Comment