Wednesday, 22 December 2010 SENI RUPA SITI
DANARTO: Pelukis Siti Zainon Mendendangkan Kegembiraan
Hidup
*Siri Komentar/Kajian Karya Seni SZI (KERIS)
Catatan Pameran Keliling 30 Tahun Siti Zainon dalam
Warna - Jakarta Ogos 1997
Warna - Jakarta Ogos 1997
Menyaksikan sejumlah lukisan karya Siti Zainon (selepas ini dicatat SZ)
adalah menyaksikan orang yang mendendangkan kegembiran hidup.
Bagi SZ, hidup ini indah, ertinya seluruh yang digelar didunia ini men
datangkan kenikmatan jasmani dan arohani yang wajib disyukuri. Ya
benar tak habis-habisnya. Bahkan jika selingan kesengsaraan hidup
dinikmati dan disyukuri. Satu penderitaan, seribu keceriaan menggan
tinya. Hidup banyak liku-likunya , tapi seluruh liku-liku itu bagi SZ
hanya kegembiraan yang nampak. Konsep keindahan dalam kesenian
itu sendiri yang banyak ditulis dan diucapkan orang, bagi SZ adalah
kegembiraan hidup itu.
adalah menyaksikan orang yang mendendangkan kegembiran hidup.
Bagi SZ, hidup ini indah, ertinya seluruh yang digelar didunia ini men
datangkan kenikmatan jasmani dan arohani yang wajib disyukuri. Ya
benar tak habis-habisnya. Bahkan jika selingan kesengsaraan hidup
dinikmati dan disyukuri. Satu penderitaan, seribu keceriaan menggan
tinya. Hidup banyak liku-likunya , tapi seluruh liku-liku itu bagi SZ
hanya kegembiraan yang nampak. Konsep keindahan dalam kesenian
itu sendiri yang banyak ditulis dan diucapkan orang, bagi SZ adalah
kegembiraan hidup itu.
*
Bagi SZ, tidak ada alasan untuk membenci hidup atau menyesalinya.
Setelah dapat mengutarakan perasaannya melaluinya garis dan warna,
dalam kamus SZ sudah tidak ada kata yang disebut kesusahan itu.
Se-seoalah kata itu tidak pernah didengarnya, apalagi diucapkannya.
Orang yang sedih, atau yang hanya melihat penderitaan hidup, bagi
SZ orang itu sungguh merugikan sendiri. yang penting ialah kerja dan
berusaha. Suatu kerugian yang besar apalagikeindahan penciptaan,
benda-benda merupakan indahnya Penciptaan-Nya. Dari pemandangan
atas semua itu, SZ dapat menikmati keindahan untuk sebuah derita
kehidupan.
Setelah dapat mengutarakan perasaannya melaluinya garis dan warna,
dalam kamus SZ sudah tidak ada kata yang disebut kesusahan itu.
Se-seoalah kata itu tidak pernah didengarnya, apalagi diucapkannya.
Orang yang sedih, atau yang hanya melihat penderitaan hidup, bagi
SZ orang itu sungguh merugikan sendiri. yang penting ialah kerja dan
berusaha. Suatu kerugian yang besar apalagikeindahan penciptaan,
benda-benda merupakan indahnya Penciptaan-Nya. Dari pemandangan
atas semua itu, SZ dapat menikmati keindahan untuk sebuah derita
kehidupan.
*
Memang dalam kurun puluhan tahun ini, lahir berbagai kemungkinan
jalan kehidupan. Kita memilih dan menempuh jalan kita sendiri-sendiri.
Kita berbahagia di dalamnya dengan berbagai pergolakan yang sering
takmampu atau sangat sulit kita tanggung lagi. Tapi itulah hidup.
Keinda-hanan dari suatu tantangan hidup keindahan dari suatu
kejatuhan, kece-lakaan, bahkan keputusan itu sendiri memberikan
kekayaan yang dicatat sedalam-dalamnya di dalam hati bercampur
dengan kejayaan hidup. Airmata yang menyertainya adalah doa yang
diucapkan hati yang tak beraudio - tak bervisual , akhirnya bermuara
pada keindahan dan kegembiraan hidup itu. Kegembiraan hidup itu
bagi SZ dipahat di dalam dadanya yang sinarnya memancar ke mana
-mana.
jalan kehidupan. Kita memilih dan menempuh jalan kita sendiri-sendiri.
Kita berbahagia di dalamnya dengan berbagai pergolakan yang sering
takmampu atau sangat sulit kita tanggung lagi. Tapi itulah hidup.
Keinda-hanan dari suatu tantangan hidup keindahan dari suatu
kejatuhan, kece-lakaan, bahkan keputusan itu sendiri memberikan
kekayaan yang dicatat sedalam-dalamnya di dalam hati bercampur
dengan kejayaan hidup. Airmata yang menyertainya adalah doa yang
diucapkan hati yang tak beraudio - tak bervisual , akhirnya bermuara
pada keindahan dan kegembiraan hidup itu. Kegembiraan hidup itu
bagi SZ dipahat di dalam dadanya yang sinarnya memancar ke mana
-mana.
*
Bagi SZ, seni lukis adalah jalan untuk bergembira. SZ mengaji, menari,
menyanyi, tertawa, berenang, membaca, menulis catatan harian, makan,
minum, piknik dan marah-marah sambil membanting pintu. Tapi dasar
filsafat yang menyebabkan dia membanting pintu adalah filsafat kegem-
biraan sehingga pintunya tidak rusak.
menyanyi, tertawa, berenang, membaca, menulis catatan harian, makan,
minum, piknik dan marah-marah sambil membanting pintu. Tapi dasar
filsafat yang menyebabkan dia membanting pintu adalah filsafat kegem-
biraan sehingga pintunya tidak rusak.
*
Seluruh kegimbaraan hidup yang digambarkan SZ bermuara pada aneka
warna yang cerah yang mewakili hatinya yang mendapat kepuasan hidup.
Merah, kuning, biru, hijau, ungu, jingga, yang meliuk di atas warna putih
atau hitam dan biru, adalah suatu luapan dari optimisme hidup. Karyanya
" Kolam Kasih Tanjung 1" (sudah menjadi koleksi BJ Habibie, mantan
Presiden RI) nampak pasangan ikan sedang berkasih-cinta. Bagi SZ,
ungkapan utama kegembiraan hidup adalah cinta-kasih. Hanya dengan
cinta-kasih, hidup ini tidak saja berharga tetapi juga mendapat berkah
Yang Maha Mengerti. Cinta kasih memburu kita untuk memburu peran
-peran yang diidamkan banyak orang dalam masyarakat kedermawanan
hati.
*
Cara SZ mengutarakan kegembiraan itu persis anak kecil dengan cara
sendiri, lugas, unik dan gembira mencoba memahami keadaaan
kelilingnya. SZ mengerti bahawa kegembiraan anak kecil itu lahir dari
perasaaan yang tulus. Siapa yang bisa menandingi ketulusikhlasan
anak kecil? Perilaku mereka yang lucu, naif dan ajaib, sama sekali
bertentangan dengan perilaku orang tua yang begaimana pun arifnya.
Anak-anak menjadi pujaan dunia, lebih-lebih dewasa ini, perang saudara
terus berkecamuk di berbagai negara di mana-mana banyak sekali anak
kecil menjadi korban dan mereka yang selamat itulah satu-satunya
hiburan yang masih bersisa di antara desingan peluru dan bombandir bom.
sendiri, lugas, unik dan gembira mencoba memahami keadaaan
kelilingnya. SZ mengerti bahawa kegembiraan anak kecil itu lahir dari
perasaaan yang tulus. Siapa yang bisa menandingi ketulusikhlasan
anak kecil? Perilaku mereka yang lucu, naif dan ajaib, sama sekali
bertentangan dengan perilaku orang tua yang begaimana pun arifnya.
Anak-anak menjadi pujaan dunia, lebih-lebih dewasa ini, perang saudara
terus berkecamuk di berbagai negara di mana-mana banyak sekali anak
kecil menjadi korban dan mereka yang selamat itulah satu-satunya
hiburan yang masih bersisa di antara desingan peluru dan bombandir bom.
*
Pada lukisannya " Hulu Riau 1" , persis lukisan kan-kanak , nampak kebun
diramu SZ dengan warna lengkungan biru. Itulah bentuk bentuk cinta-kasih
yang sedang berlaku,
diramu SZ dengan warna lengkungan biru. Itulah bentuk bentuk cinta-kasih
yang sedang berlaku,
Karya yang lain " Zikir Banten". " Istana Kaibon 1- 11 " dan " Pintu Aceh"
menggambarkan kekayaan etnis di berbagai daerah di Nusantara. SZ
mengambil bahagian dari bangunannya, meramunya dengan warna-
warna baru yang meriah. Cara begini mengantar SZ melangkah ke
abstraksi. Lihat saja " Renggali 11" , " Fatihah Riau", " Bulan Madu 1".
" Seulawah Agam 11" dan " Bulan Gerimis September" sudah menjadi
lukisan abstrak.
menggambarkan kekayaan etnis di berbagai daerah di Nusantara. SZ
mengambil bahagian dari bangunannya, meramunya dengan warna-
warna baru yang meriah. Cara begini mengantar SZ melangkah ke
abstraksi. Lihat saja " Renggali 11" , " Fatihah Riau", " Bulan Madu 1".
" Seulawah Agam 11" dan " Bulan Gerimis September" sudah menjadi
lukisan abstrak.
*
Cara kerjanya tetap menggunakan visi anak kecil dengan teknik tepat.
Warna cerah dengan bidang-bidang atau ruang bersa menunjukkan
perhatiannya peda membimbing ke arah yang Saublim. Agaknya SZ
menempuh dua jalan. Pertama, kekuatan garis. Kedua, kekuatan
bidang atau ruang. Jalan mana dipilihnya? Kedua-duanya.
Warna cerah dengan bidang-bidang atau ruang bersa menunjukkan
perhatiannya peda membimbing ke arah yang Saublim. Agaknya SZ
menempuh dua jalan. Pertama, kekuatan garis. Kedua, kekuatan
bidang atau ruang. Jalan mana dipilihnya? Kedua-duanya.
*******
*Danarto ialah penyair, cerpenis, penulis juga pelukis - ahli k
umpulan Seniman Sanggar Bambu, Jogja
umpulan Seniman Sanggar Bambu, Jogja
*Tulisan ini terbit dalam buku Zikir Pelangi- The Rainbow, Galeri Me000
Wednesday, 15 December 2010
Asyura - Angin Karbala
Siapakah kerap kau persalahkan
sisa sejarah
Cucunda baginda tercinta lagi dinista !
sisa sejarah
Cucunda baginda tercinta lagi dinista !
KekasihMu rela merangkak bagai kuda
Hassan dan Hussin bergembira
mencemeti gembala .
Kekasih Kami, ya Illahi
hari ini mereka melengking
bertangisan ummah Karbala
bagai angin menderu
derap kuda di pacu
akukah sendirian
bagai angin menderu
derap kuda di pacu
akukah sendirian
melihat rembang bulan terbakar
ketika tabut berjulangan ke langit
di pantai Pariaman waris akhir
ketika tabut berjulangan ke langit
di pantai Pariaman waris akhir
menangisi hari perpisahan
dan kuih berterbangan
dan kuih berterbangan
di tanah purba Jawa
Asyura dalam sedih bertabur cinta!
Di sini dalam gelita sunyi
kami sentuh sebutir tamar membuka lapar
air mata siapa yang jatuh ke pipi
entah siapa berdoa hingga jauh malam
sedang pesta gemuruh terus memecah nafsu
tandak hingar tidak terlarang.
Ya Muhammad Kekasih Ilahi
kami insafi
sedang cucunda tercinta dihina dikeji
apalagi lagi kami umat tidak mampu
melawan kebebalan mereka
menghancur pusaka
datangkah gemuruh angin Karbala
marak melumpuhkan keangkuhan
meranap semua data
Melayu dan perjuangan bangsa .
Hussin bin Ali
syahid di hari luka ini
genderang perang makin bergema
langit Karbala hitam bumi merah
menutup kitab Bani Hasyim
direkah Muawiyah
sempatkah kau renungi ya Ummah
sedang Nabi diuji
kenapa kita harus berhenti
menentang kejahilan sang kuasa
di rumah sejarah
milikMu ya Rabbi!
Assyura, 10 Muharam 1432
Di sini dalam gelita sunyi
kami sentuh sebutir tamar membuka lapar
air mata siapa yang jatuh ke pipi
entah siapa berdoa hingga jauh malam
sedang pesta gemuruh terus memecah nafsu
tandak hingar tidak terlarang.
Ya Muhammad Kekasih Ilahi
kami insafi
sedang cucunda tercinta dihina dikeji
apalagi lagi kami umat tidak mampu
melawan kebebalan mereka
menghancur pusaka
datangkah gemuruh angin Karbala
marak melumpuhkan keangkuhan
meranap semua data
Melayu dan perjuangan bangsa .
Hussin bin Ali
syahid di hari luka ini
genderang perang makin bergema
langit Karbala hitam bumi merah
menutup kitab Bani Hasyim
direkah Muawiyah
sempatkah kau renungi ya Ummah
sedang Nabi diuji
kenapa kita harus berhenti
menentang kejahilan sang kuasa
di rumah sejarah
milikMu ya Rabbi!
Assyura, 10 Muharam 1432
No comments:
Post a Comment